Perubahan iklim yang terjadi sekarang ini wujud nyata dari global warming. Global warming merupakan kejadian meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi terjadi akibat dari meningkatnya emisi gas rumah kaca, seperti; Karbondioksida metana, dan gas lain di atmosfer. Emisi ini hasil dari pembakaran bahan bakar fosil serta proses pengundulan dan pembakaran hutan
Deforestasi merupakan kondisi luas hutan yang mengalami perunurunan, 57% akibat alih fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit dan 20% lainnya bersumber dari Pulp[SA1] dan Kertas. Dampak deforetasi hutan mengakibatkan pelepasan 2-3 milyar ton CO2 setiap tahun. Bersumber dari data resmi KLHK bahwah pada 2016-2017 tingkat defortasi Indonesa di angka 0,48 hektar pertahun. Saat ini kawasan hutan Indonesia menyusut dari 143 juta hektar menjadi 72 hektar. Data dari Greenpeace tahun 2019, Indonesia adalah negara penyumbang emisi karbon ketiga setalah negara Amerika serikat dan Tiongkok sekitar 80% yang disebabkan oleh pembakaran hutan dan berdampak negatif bagi kesehatan manusia.
IHC berkomitmen dalam mengurangi deforestasi hutan di Indonesia melalui penerapkan kebijakan Paperless. Salah satunya dengan implementasi penggunaan e-MR pada pelayan di Rumah Sakitnya. Implementasi kebijakan tersebut diawali oleh Rumah Sakit Pelni yang menerapkan e-MR (electronic Medical Record).
Mengutip pernyataan dr. Sheira Aurani (Kepala RS Pelni), Kebijakan Paperless dengan penerapan e-MR di RS Pelni dilakukan di tahun 2014 pada masa kepemimpinan Dr. dr. Fathema Djan Rachmat, Sp.B, Sp.BTKV (K), MPH. Latar belakang implementasi kebijakan dari kejadian Tsunami Pasien di tahun 2014, awal BPJS Kesehatan diterapkan. Hal tersebut memberikan dampak luar biasa bagi rumah sakit. Kunjungan pasien dari 400 pasien meningkat menjadi 1200 pasien perhari. Kondisi tersebut mendorong rumah sakit untuk mencari alternatif pelayanan kesehatan yang cepat, mudah dan efisien untuk pasien karena kepuasan pasien merupakan prioritas Rumah Sakit. RS Pelni menilai penerapan kebijakan Paperless melalui implementasi e-MR ini lebih memiliki manfaat positif pada pelayanan kesehatan, ekonomi, kesehatan dan ramah terhadap lingkungan.
Manfaat kebijakan pada lingkungan dapat menyelamatkan hutan Indonesia. Produksi 1 rim kertas diperlukan 1 batang pohon usia 5 tahun. Dalam 1 tahun, Rumah Sakit PELNI telah menyelamatkan lebih dari 6000 pohon berusia 5-6 tahun.
Penerapan kebijakan paperless berpengaruh pada efisiensi pembelanjaan kertas sebesar ± 300 juta pertahun di RS Pelni, hal ini berdampak pada peningkatan pendapatan Rumah Sakit.
Manfaat dari kebijakan Paperless pada pelayanan kesehatan berpengaruh dalam kecepatan dan kemudahan pelayanan untuk pasien, integrasi semua data kunjungan dan hasil pemeriksaan dapat dilihat melalui e-MR, serta dapat melakukan efisiensi atas waktu layanan di rawat jalan setelah penerapan e-MR sebanyak ± 55 menit, dan bagaimana tim dokter radiologi dapat dengan cepat memberikan eksptertise hasil radiologi dimanapun dan kapanpun.
Implementasi Paperless berpengaruh terhadap pekerja pada kemudahan dalam bekerja dan penggunaan teknologi tablet dapat mengurangi intensitas duduk.
Kebijakan Paperless merupakan salah satu langkah strategis yang harus dilakukan dan menjadi budaya untuk meminimalisasi dampak global warming dari deforestasi hutan serta mendukung komitmen untuk menuju Green Hospital.