Cikarang, 9 September 2024 - PT Pertamina Bina Medika IHC (IHC), Holding RS BUMN yang membawahi berbagai rumah sakit BUMN dan klinik kesehatan di seluruh Indonesia, menghadiri kegiatan Kick Off Produksi Radiofarmaka di Fasilitas Cyclotron Bio Farma pada 9 September 2024. Acara tersebut berlangsung di Kawasan Industri Lippo Cikarang, Jawa Barat, dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin yang secara resmi meresmikan fasilitas tersebut.
Dalam kesempatan ini, Plt. Direktur Utama IHC dr. Lia Gardenia Partakusuma hadir sebagai perwakilan IHC. Dua rumah sakit di bawah naungan IHC, yaitu Bali International Hospital (BIH) dan Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), telah dipilih untuk bekerja sama dengan Bio Farma dalam mengimplementasikan layanan deteksi dini kanker melalui prosedur PET Scan menggunakan produk radiofarmaka inovatif.
Fasilitas Cyclotron Bio Farma yang baru diluncurkan ini akan memproduksi FDG, radiofarmaka yang pertama kali mendapatkan izin edar dan komersial di Indonesia untuk digunakan dalam prosedur PET Scan. Langkah ini menjadi terobosan penting dalam meningkatkan akurasi dan kualitas diagnosis kanker di Indonesia.
FDG merupakan radioisotop yang mampu mendeteksi sel-sel kanker dengan lebih efektif dan cepat, dan fasilitas produksi ini memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit di seluruh Indonesia, baik rumah sakit vertikal maupun swasta.
dr. Lia menyampaikan bahwa keikutsertaan IHC dalam kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk meningkatkan akses layanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat, terutama dalam hal deteksi dini kanker. "Kolaborasi ini menjadi langkah strategis untuk mendukung program Kementerian Kesehatan dalam memperluas layanan deteksi dini kanker di Indonesia. Dengan adanya fasilitas produksi radiofarmaka ini, BIH dan RSPP siap menyediakan layanan PET scan dengan teknologi terbaru kepada para pasien," ujar dr. Lia.
Bio Farma, sebagai Holding BUMN Farmasi, juga menandatangani kesepakatan kerja sama dengan 8 rumah sakit terkemuka lainnya untuk distribusi alat deteksi dini kanker tersebut. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya nasional untuk mengatasi tantangan besar dalam penanganan kanker di Indonesia, yang saat ini mencatat lebih dari 408.000 kasus per tahun, dengan angka kematian mencapai 242.988 per tahun.